Pages

19 October 2019

Tantangan Pertanian Organik di Indonesia



Pertanian organik merupakan suatu sistem produksi budidaya berdasarkan daur ulang hara secara hayati. Daur ulang tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan limbah ternak dan tanaman serta lainnya yang mampu memperbaiki kesuburan dan struktur tanah.
Pertanian organik (organic farming) merupakan salah satu pertanian alternatif, dimana pertanian alternatif bertujuan untuk mengantisipasi dampak kegiatan pertanian terhadap lingkungan. Banyak negara maju yang sudah sangat memperhatikan masalah lingkungan, seperti residu kimia pestisida pada bahan pangan. Sedangkan di Indonesia, kondisinya sangat berbeda, karena pandangan kita masih dominan pada peningkatan swasembada pangan.
Sampai sekarang, banyak pemahaman yang keliru mengenai pertanian organik, seperti kembali ke pertanian tradisional, biayanya mahal, produksi rendah, dan membutuhkan banyak tenaga kerja.
Sementara, kendala atau tantangan sistem organic farming dibagi menjadi 2, yaitu kendala internal dan kendala eksternal. Kendala internal meliputi :
  1. Belum ada cara pendaur-ulang hara yang sesuai dengan sistem pertanaman yang berkembang saat ini.
  2. Pupuk hayati masih dalam tahap pengembangan. Pupuk hayati yang beredar di masyarakat masih sangat sedikit dan sebagian besar lainnya masih dalam tahap penelitian. Keberhasilan yang tampak juga masih sangat terbatas.
Selain itu, kendala-kendala eksternal meliputi hal-hal berikut ini:
  1. Pengetahuan tentang fisiologi dan ekologi biologi tanah masih sangat terbatas, sehingga bioteknologi tanah tidak dapat berkembang, padahal bioteknologi tanah dibutuhkan dalam pengembangan pupuk hayati.
  2. Kebijakan pembangunan pertanian masih menitikberatkan pada produksi pertanian secara nasional, belum mengarah ke efektivitas, efisiensi, konservasi, dan lingkungan.
  3. Kebijakan IPTEKdi Indonesia memberikan prioritas rendah terhadap ilmu pengetahuan dasar, termasuk rekayasa biologi.
  4. Banyak pabrik pupuk yang merupakan hasil dari industrialisasi sehingga pengembangan pertanian organik menimbulkan pertentangan program sektoral antara pertanian dan perindustrian.
Dengan melihat kondisi pertanian yang ada di Indonesia saat ini, usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kebutuhan pangan adalah dengan memperbaiki kualitas tanah.

Usaha Memperkenalkan Pertanian Organik


Maka, tahap awal pengenalan organic farming membutuhkan strategi yang memadukan komponen pertanian organik ke dalam teknologi konvensional, yang dapat dilaksanakan seperti penjelasan berikut ini:

  1. Pertanian konvensional tetap dilaksanakan, terlebih di daerah dengan sarana dan prasarana yang mendukung. Sementara itu, organic farming diterapkan di wilayah yang kurang tersentuh teknologi konvensional.
  2. Evaluasi dampak pertanian konvensional dan dicari solusinya.
  3. Prinsip organic farming perlu dimasukkan ke dalam paket teknologi pertanian.
  4. Periode transisi menggunakan metode PHT (pengendalian hama terpada) dan PNT (pengelolaan nutrisi terpadu).
  5. Identifikasi peluang pemasaran produk organic farming. Selain itu, perlu dijalin interaksi dan jaringan kerja yang saling menguntungkan antara produsen dan konsumen untuk menjamin pemasaran produk.
  6. Dalam pelaksanaannya, produksi budidaya organik perlu dikembangkan dengan memperhatikan keadaan agroekosistem dan teknologi spesifik lokasi.
  7. Perlunya peningkatan pengetahuan mengenai pertanian organik melalui pendidikan dan pelatihan.
  8. Dibutuhkan peninjauan kembali mengenai kebijakan penggunaan masukan bahan kimia pertanian terhadap lingkungan.
  9. Melakukan pendekatan pengelolaan DAS di lahan kering miring termasuk pengembangan peternakan perlu dipertimbangkan.
  10. Perlu adanya ketetapan mekanisme sertifikasi, akreditasi, dan labelisasi produk yang dibudidayakan secara organik.

17 November 2011

BUICK SERIES 40 SPECIAL NEWS

This was the first year - 1936 - that Buick offered the sport coupe body style on the Special chassis. Only 2,003 were built and 17 of those were exported.

This was the year that saw Buick's turnaround begin. There was so much new for 1936 - dramatic new styling, hydraulic brakes, slanted v-type windshield, bullet-type headlamps, turret top bodies, independent front suspension, new alloy pistons and improved water temperature control



This Buick Special is powered by one of Buick's famous straight eight motors - the 233 cubic-inch version that developed 93 horsepower thanks to a two-barrel Stromberg carburetor. It was capable of 85 mph.
Buick introduced the Series 40 in 1930 as a replacement for the Series 116. The Series 40 rode on a 118-inch wheelbase and powered by a 258 cubic-inch six-cylinder engine which produced 80 horsepower. Braking was through mechanical drums found on all four corners. The suspension was comprised of semi-elliptic springs and Lovejoy hydraulic shock absorbers. 

Ford Ranger Max Concept Pickup Truck

The star attraction at Ford's stand at the Thailand Motor Expo that runs from November 28 to December 10 is the Ranger Max pickup truck concept. A team of Ford truck specialists in Thailand worked closely with Ford's Australia-based Asia Pacific and Africa design team, led by Paul Gibson, to create the Ranger Max. According to Ford, many of the design cues seen on the concept could find their way into the next-generation production model of the Ranger.
Ford Ranger Max Concept Orange paintwork aside, the Range Max sports a new fascia with a huge three-bar chrome grille, a customized hard tonneau cover at the rear of the vehicle and what Ford calls a "Sportsbar" which attaches to the pickup bed and arches across the vehicle. A set of deep-dish, 18-inch alloy concept wheels and custom technical-look P285/60R18 tires with a chunky tread pattern finish the Ranger Max's extreme look.