Tantangan Pertanian Organik di Indonesia
- Belum ada cara pendaur-ulang hara yang sesuai dengan sistem pertanaman yang berkembang saat ini.
- Pupuk hayati masih dalam tahap pengembangan. Pupuk hayati yang beredar di masyarakat masih sangat sedikit dan sebagian besar lainnya masih dalam tahap penelitian. Keberhasilan yang tampak juga masih sangat terbatas.
- Pengetahuan tentang fisiologi dan ekologi biologi tanah masih sangat terbatas, sehingga bioteknologi tanah tidak dapat berkembang, padahal bioteknologi tanah dibutuhkan dalam pengembangan pupuk hayati.
- Kebijakan pembangunan pertanian masih menitikberatkan pada produksi pertanian secara nasional, belum mengarah ke efektivitas, efisiensi, konservasi, dan lingkungan.
- Kebijakan IPTEKdi Indonesia memberikan prioritas rendah terhadap ilmu pengetahuan dasar, termasuk rekayasa biologi.
- Banyak pabrik pupuk yang merupakan hasil dari industrialisasi sehingga pengembangan pertanian organik menimbulkan pertentangan program sektoral antara pertanian dan perindustrian.
Dengan melihat kondisi pertanian yang ada di Indonesia saat ini, usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kebutuhan pangan adalah dengan memperbaiki kualitas tanah.
Usaha Memperkenalkan Pertanian Organik
Maka, tahap awal pengenalan organic farming membutuhkan strategi yang memadukan komponen pertanian organik ke dalam teknologi konvensional, yang dapat dilaksanakan seperti penjelasan berikut ini:
- Pertanian konvensional tetap dilaksanakan, terlebih di daerah dengan sarana dan prasarana yang mendukung. Sementara itu, organic farming diterapkan di wilayah yang kurang tersentuh teknologi konvensional.
- Evaluasi dampak pertanian konvensional dan dicari solusinya.
- Prinsip organic farming perlu dimasukkan ke dalam paket teknologi pertanian.
- Periode transisi menggunakan metode PHT (pengendalian hama terpada) dan PNT (pengelolaan nutrisi terpadu).
- Identifikasi peluang pemasaran produk organic farming. Selain itu, perlu dijalin interaksi dan jaringan kerja yang saling menguntungkan antara produsen dan konsumen untuk menjamin pemasaran produk.
- Dalam pelaksanaannya, produksi budidaya organik perlu dikembangkan dengan memperhatikan keadaan agroekosistem dan teknologi spesifik lokasi.
- Perlunya peningkatan pengetahuan mengenai pertanian organik melalui pendidikan dan pelatihan.
- Dibutuhkan peninjauan kembali mengenai kebijakan penggunaan masukan bahan kimia pertanian terhadap lingkungan.
- Melakukan pendekatan pengelolaan DAS di lahan kering miring termasuk pengembangan peternakan perlu dipertimbangkan.
- Perlu adanya ketetapan mekanisme sertifikasi, akreditasi, dan labelisasi produk yang dibudidayakan secara organik.